Perancangan Infografis Usaba Puseh Desa Selumbung
Pengertian Ritual Usaba Puseh
Rangkaian Upacara Ngusaba
Puseh, di Pura Puseh Desa Adat Selumbung, Kecamatan Manggis, Karangasem, telah
berlangsung selama enam hari sejak Rabu (9/10) lalu. Dari beberapa rentetan
upacara, ritual Daratan atau biasa disebut ritual Narat, paling menjadi sorotan.
Baik oleh warga setempat maupun warga luar Karangasem yang mengetahuinya
melalui media sosial.Saat puncak Ngusaba Puseh, Selasa (15/10) sore, warga Desa
Selumbung beramai-ramai datang ke Pura Puseh untuk mengitu rangkaian prosesi
upacara. Suasana mencekam pun dimulai. Beberapa di antara krama yang
menyaksikan jalannya ritual mulai kerauhan. "Huaakk..." begitu
teriakan salah seorang warga sedang duduk bersila di jaba tengah atau madya
mandala pura.
Pria tersebut berlari
sambil memejamkan mata, dengan raut wajah seperti kesakitan sambil berteriak
histeris. Ratusan pasang mata pun larut dengan rasa penasarannya.Pria yang
kerauhan tersebut lantas membuka baju dan mengambil sebilah keris. Mulailah dia
menusuk-nusuk keris ke seluruh bagian tubuhnya. Tanpa disadari, lengan pria itu
tergores. Tapi sama sekali tidak merasakan sakit. Beberapa orang juga serempak
mengalami kerauahan.
Semuanya berlari menuju
sebuah balai tempat sarana upacara distanakan. Terdapat joli, semacam pikulan
terbuat dari daun brasok kering nan dihiasi kain suci. Warga mempercayai joli
amat dikeramatkan. Warga yang kerauhan memikul joli sambil berteriak. Beberapa
di antaranya menari-nari.Tidak hanya pria, beberapa wanita juga mengalami hal
serupa. Mereka menari sambil membawa canang, dupa, dan sebagainya. Pemangku
juga nampak memanjatkan doa serta menghturkan sesaji, seraya para pengayah
(abdi) menjalankan ritual. "Ritual Daratan ini memang sakral," imbuh
warga Selumbung, Made Kerti.
Prosesi tidak hanya
terjadi di area tengah pura, tapi juga di jaba hingga di jalanan desa. Ini
terlihat saat rombongan warga yang mengikuti prosesi masuryak (sebelum Narat)
di depan Pura Desa setempat, beranjak menuju Pura Puseh.
HASIL KARYA:

Komentar
Posting Komentar